1. Identitas
buku
Judul buku : kecamuk
Pengarang : totok prasojo
Penerit : CV Trans Media Promosindo
Cetakan : Kota Bekasi
Tahun Penerbit : Febuari 2013
Tebal Buku : 290 Halaman
Edisi : ke-1
2. Sinopsis
Namaku Muhammad Yudistiro, sejk
kecil aku diasuh kakek dan nenek disolo dalam suasana keagamaan yang kental.
Kakekku dimasa mudanya aktif muammadiyah dan seorang muslim yang taat, tak
heran apabila mendidik dengan nilai-nilai keislaman disamping memasukan ku disekolah umum, dipagi hari, beliau menyekolahkanku di ibtidaiyah sore harinya.
setiap sore sehabis magrib ada jadwal rutin yang tak boleh kulanggar, yakni mengaji dilanggar bersama teman-teman sebaya. minimal 4 ain dari al-qura yang harus kubaca, ditambah haflan surat-surat pendek juz'ama dan do'a.
ayahku bernama sastro wijoyo, seorang tentara pejuang yang bergabung dalam TKR, pejuang tulen dia, bukan sekedar pejuang badut yang biasanya cumma delik-delikkan, berlari kesana kemari tanpa aksi walaupun penampilan tidak terlalu menyakitkan sebagai tentara yan sydah berpengalaman biudas biudus hutan dan gunung dalam perang griliya.
bagaimana bisa ibuku yang cantik dan lembut itu bisa berjodoh dengan koboy sigembala sapi mcam ayah.
ayah, ibu dan kedua kaka peremuanku tinggal di jogja, ibu lebih sring menjengukku. kalau tidak ada sesuatu yang luar biasa, sebulan sekali dalam kelebihan ibu, ibu seorang yang bersahaja. walaupun ia berasal dari desa, tapi ndak desit.
pertengahan 1948 sudah terlewati 3 tahun sdah usia proklamasi kemerdekaan, tapi kondisi banyak berubah.
semula aku mengira setelah kemerdekaan kami dapat merasakan kenyamanan yang terjamin, tanpa harus dihantui ketakutan serba tidak kepastian.
sekolah diliburkan entah sampai kapan, mungkin menunggu situasi merdeka. sebagian rada- rada aneh yang selama ini tak pernah masuk dalam hitunganku. malam ini udara sangat gerah dan tidak nyaman, padahal lonceng jam dinding sudah terlonceng 1 kali artinya sudah jam 1 dini hari.
biasanya kalau udara gerah macam ini pertanda akan turun hujan, aganya anggapan akan turun hujan tidak tepat, karena langit cerah bertabur kerlip bintang.
tahun 1963 waktu berlalu sangat epat kehidupan ayah sudah lebih baik, artinya ia tak perlu lagi mebedaki mukanya dengan lumur sawah. kini beliau sudah menduduki jabatan militer yang cukup penting dipusat dijakarta.
100 hari meninggalnya kakek soemito, sesuai adat jawa, keluarga-ku dan beberapa family mengadakan lebih dari 3 bulan aku bertahan dijogja semenjak meninggalnya kakek, sementara itu seluruh keluarga terus mendesak agar aku segera pindah ke jakarta.
KELEBIHAN
Dapat membuat pembaca terhanyut dalam kisah yang diceritakan didala novel ini
Kisah ini diangkat dari kehidupan nyata dan menyentuh.
KELEMAHAN
Kelemahan novel ini, diantaranya kata-kata penulis yang kadang membuat berimajinasi lain dalam menafsirkan kata-kata kiasan penulis.
KESIMPULAN
buku ini merupakan bunga ranpai kumpulan cerpen dan satuan novel, tentang kehidupan kemasyarakatan sehari-hari khusus novel kecamuk, berlatar belakang peristiwa -peristiwa sejarah pasca kemerdekaan dama rentang tahun 1945-1965 dengan menggambarkan fragmen-fragmen keidupan yang berharu-biru.
